Sistem Terdistribusi terdiri dari
dua kata yaitu “Sistem” dan “Terdistribusi”. Sistem terdistribusi merupakan
sekumpulan elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membentuk
satu kesatuan untuk menyelesaikan satu tujuan yang spesifik atau menjalangkan
sperangkat fungsi. Adapun terdistribusi berasal dari kata “distribusi” yang
merupakan lawan kata “sentralisasi” yang artinya penyebaran, sirkulasi,
penyerahan, pembagian menjadi bagian-bagian kecil.
Contoh Sistem Terdistribusi :
- Intranet Jaringan (proprietary) yang teradministrasi secara lokal dan dapat terhubung ke internet melalui firewall juga adanya layanan internal dan eksternal didalamnya.
- Internet Jaringan global yang menghubungkan komputer satu sama lain dan dapat berkomunikasi dengan media IP sebagai protokol.
- World Wide Web Arsiteketur client/server terbuka yang diterapkan di atas infrastuktur internet dan juga shared resources melalui URL.
- Mobile dan sistem komputasi ubiguitos Sistem telepon Celullar (e.g. GSM) re. Resources yang dishare : frekuensi radio, waktu transmisi dalam satu frekuensi, bergerak, komputer laptop, ubiquitos computing, handheld devices, PDA, etc
- Sistem terdistribusi multimedia biasanya digunakan pada infrastruktur internet - karakteristik Sumber data yang heterogen dan memerlukan sinkronisasi secara real time -video, audio, text Multicast
A. Karakteristik System Terdistribusi
- Resource Access and Sharing
Kemampuan menggunakan hardware,
software atau data dimanapun dan kapanpun. Karakteristik ini juga yang
menentukan siapa saja yang dapat mengakses sebuah resource dalam sebuah
sistem terdistribusi. Salah
satu contohnya dalam
sebuah web, terdapat .htaccess
yang hanya dapat diakses oleh user-user yang telah memiliki grant access
terhadap file tersebut.
- Openness (Keterbukaan)
Sebuah keterbukaan dalam sistem
terdistribusi memiliki pengertian kemampuan sebuah sistem dalam mengembangkan
fleksibilitas terhadap peningkatan kinerja sebuah sistem. Seperti penambahan
module baru dan ketersediaan extension / plugin yang dapat terkoneksi dengan
sistem lain. Contoh karakteristik ini misalkan sebuah aplikasi web banking yang
dapat terhubung dengan sistem web milik perusahaan finance.
- Concurrency
Semua proses dalam sistem terdistribusi
dilakukan secara concurrency (secara bersama-sama). Hal ini dilakukan untuk
mencegah inkonsistensi dan ketidak valid an sebuah data dan proses. Sebagai
contoh dalam sebuah aplikasi web yang diakses oleh banyak user. Ketika server
melakukan sebuah update. Maka semua user yang mengakses halaman web tersebut
akan langsung mendapatkan update terbaru tersebut.
- Scalability
Skalabilitas memiliki pengertian bahwa
sebuah sistem terdistribusi harus dapat ditingkatkan kinerjanya tanpa mengubah
komponen-komponen di dalamnya. Sebagai contoh, sebuah aplikasi web yang
digunakan oleh user yang terlalu banyak. Maka untuk meningkatkan kinerja dari
web tersebut agar tidak terjadi overload atau system down maka perlu dilakukan
upgrade processor dan ram. Dalam proses upgrading tersebut, komponen dalam web
tidak perlu diubah.
- Fault Tolerance (Toleransi Kesalahan)
Kesalahan pasti terjadi dalam sebuah
sistem. Entah itu disebabkan karena masalah jaringan, power supply, bencana
alam atau human error. Sebuah sistem terdistribusi dirancang memliki kemampuan
untuk menangani hal-hal tersebut. Contoh dalam hal ini adalah dibangunnya
sebuah clustering server. Dimana ketika server utama mengalami down karena
beberapa penyebab kesalahan, maka extended server langsung membackup sistem
utama dan menggantikannya.
- Transparency
Secara umum, transparansi disini tidak
berlaku untuk user biasa yang mengutamakan fungsionalitas, apakah ia sedang
menggunakan sistem yang terdistribusi atau tidak. Namun secara khusus bagi
seorang pengelola baik itu developer atau administrator sistem sangat perlu
untuk mengetahui arsitektur dari sistem yang
sedang digunakan
karena untuk mempermudah bagi mereka dalam mengembangkan dan memelihara sistem
tersebut.
B. Model System Terdistribusi
1.Model Client Server
Sistem client-server mempunyai satu atau lebih proses client dan satu atau lebih proses server, dan sebuah proses client dapat mengirim query ke sembarang proses server. Client bertanggung jawab pada antar muka untuk user, sedangkan server mengatur data dan mengeksekusi transaksi. Sehingga suatu proses client berjalan pada sebuah personal komputer dan mengirim query ke sebuah server yang berjalan pada mainframe.
Arsitektur ini menjadi sangat popular untuk beberapa alasan. Pertama, implementasi yang relatif sederhana karena pembagian fungsi yang baik dan karena server tersentralisasi. Kedua, mesin server yang mahal utilisasinya tidak terpengaruh pada interaksi pemakai, meskipun mesin client tidak mahal. Ketiga, pemakai dapat menjalankan antarmuka berbasis grafis sehingga pemakai lebih mudah dibandingkan antar muka pada server yang tidak user- friendly. perlu diingat batasan antara client dan server dan untuk menjaga komunikasi antara keduanya yang berorientasi himpunan.
2. Model Multiple Server
1.Model Client Server
Sistem client-server mempunyai satu atau lebih proses client dan satu atau lebih proses server, dan sebuah proses client dapat mengirim query ke sembarang proses server. Client bertanggung jawab pada antar muka untuk user, sedangkan server mengatur data dan mengeksekusi transaksi. Sehingga suatu proses client berjalan pada sebuah personal komputer dan mengirim query ke sebuah server yang berjalan pada mainframe.
Arsitektur ini menjadi sangat popular untuk beberapa alasan. Pertama, implementasi yang relatif sederhana karena pembagian fungsi yang baik dan karena server tersentralisasi. Kedua, mesin server yang mahal utilisasinya tidak terpengaruh pada interaksi pemakai, meskipun mesin client tidak mahal. Ketiga, pemakai dapat menjalankan antarmuka berbasis grafis sehingga pemakai lebih mudah dibandingkan antar muka pada server yang tidak user- friendly. perlu diingat batasan antara client dan server dan untuk menjaga komunikasi antara keduanya yang berorientasi himpunan.
2. Model Multiple Server
Gambar 1.1 Model Multiple
Server
Service disediakan oleh beberapa server
Contoh:
Service disediakan oleh beberapa server
Contoh:
- Sebuah situs yang jalankan dibeberapa server
- Server menggunakan replikasi atau database terdistribusi
3. Model Proxy Server
Proxy server menyediakan hasil copy (replikasi) dari resource yang di atur oleh server lain. Biasa nya proxy server di pakai untuk menyimpan hasil copy web resources. Ketika client melakukan request ke sever, hal yang pertama dilakukan adalah memeriksa proxy server apakah yang diminta oleh client terdapat pada proxy server. Proxy server dapat diletakkan pada setiap client atau dapat di pakai bersama client. Tujuannya adalah mengingkatkan performance dan availibity dengan mencegah frekwensi akses ke server.
Proxy server membuat duplikasi beberapa server yang diakses oleh client
Caching:
Proxy server membuat duplikasi beberapa server yang diakses oleh client
Caching:
- Penyimpanan lokal untuk item yang sering diakses
- Meningkatkan kinerja
- Mengurangi beban pada server
3. Model Peer To Peer
Gambar 1.3 Model Peer To Peer
Bagian dari model sistem terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi
sebagai client maupun server. Sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin
khusus yang melayani suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam
jaringan dan semua kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal sebagai
peer. Pola komunikasi yang digunakan berdasarkan aplikasi yang digunakan.
Peer-to-peer merupakan model yang paling general dan fleksible.
4.Model Mobile Code
Kode yang berpindah dan dijalankan pada pc yang berbeda
Contoh: Applet
5. Model Mobile Agent
Sebuah program yang berpindah dari satu komputer ke komputer yang lain
Keheterogenan
Transparansi
4.Model Mobile Code
Gambar 1.4 Model
Mobile Code
Kode yang berpindah dan dijalankan pada pc yang berbeda
Contoh: Applet
5. Model Mobile Agent
Sebuah program yang berpindah dari satu komputer ke komputer yang lain
- Melakukan perkerjaan otomatis
- Untuk install dan pemeliharan software pada komputer sebuah organisasi
Keheterogenan
- Suatu sistem terdistribusi dapat dibangun dari berbagai n/w, o/s, h/w, & p/l yg berbeda. IP dapat digunakan untuk mengatasi perbedaan jaringan. Middleware mengatasi perbedaan lainnya.
- Mendukung extensibility-Setiap komponen memiliki antarmuka (interface), yang di publikasi ke komponen lain.
- Perlu integrasi berbagai komponen yang dibuat oleh programming atau vendor yang berbeda.
- Shared resources & transmisi informasi rahasia perlu dilengkapi dengan enkripsi.
- Penambahan pemakai membutuhkan penambahan resource yang konstan,Cegah bottleneck jika perlu ,gunakan replikasi.
- Setiap proses ( komputer atau jaringan ) dapat mengalami kegagalan secara independen.
- Komponen lain harus tetap berjalan dengan baik.
- Multiple users with concurret requests to a shared resources, setiap resources harus aman di lingkungan tersebut di atas.
Transparansi
- Transparansi: bagi pemakai, keberadaan beberapa komponen tampak sebaaig satu sistem saja. Accesstransparency : Local & remote resources dapat diakses dengan operasi yang sama.
D. Keuntungan Sistem Jaringan Terdistribusi
1. Performance
1. Performance
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) dari pada sistem terdistribusi :
Sistem tetap harus memperhatikan efesiensi walaupun terdapat penambahan secara signifikan user atau sumber daya yang terhubung:
1. Performance
- Kumpulan dari beberapa prosesor akan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada komputer yang terpusat. Begitu juga kalau dilihat dari sisi biaya.
- apabila salah satu komponen terjadi kerusakan, system tetap dapat berjalan
- Mudah dalam melakukan penambahan komputer/komponen
- Berbagi data adalah salah satu hal yang pokok pada kebanyakan aplikasi
1. Performance
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) dari pada sistem terdistribusi :
- Kinerja dari pada personal workstations
- Kecepatan infrastruktur komunikasi
- Fleksibilitas dalam membagi beban kerja : contoh, apabila terdapat prosesor (workstation) yang idle maka dapat di alokasikan secara otomatis untuk mengerjakan tugas2 user.
Sistem tetap harus memperhatikan efesiensi walaupun terdapat penambahan secara signifikan user atau sumber daya yang terhubung:
- Cost (biaya) penambahan sumber daya (resources) harus reasonable.
- Penurunan kinerja (Performance) diakibatkan oleh penambahan user atau sumber daya harus terkontrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar